Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Cara menghitung Future Value dan Present Value

A. FUTURE VALUE (nilai yang akan datang) adalah nilai uang di masa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu. Berikut adalah rumus untuk menghitung future value : a. Jika pembayaran bunga dilakukan per tahun FV = Po (1+i) n Keterangan : FV : Nilai pada masa yang akan datang Po : Nilai pada saat ini i : Tingkat suku bunga n : Jangka waktu   Contoh : Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5.000.000 untuk membeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun. Berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut pada akhir tahun ke 5? Diketahui : Po : Rp 5.000.000 i : 18% = 0.18 n : 5 Jawab : FV = Po (1+i)n FV = Rp 5.000.000 (1+0.18)5 FV = Rp 11.438.789 Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank pada akhir tahun kelima sebesar Rp 11.438.789   b. Jika pembayar

PENYUSUTAN DALAM AKUNTANSI

Dalam Ilmu Akuntansi mengenal adanya penyusutan atau penurunan nilai sebuah aktiva yang memiliki umur lebih lama. Aktiva yang memiliki umur manfaat adalah Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud. Contoh aktiva tetap adalah ; Peralatan, tanah, mesin, bangunan ataupun kendaraan. Sedangkan aktiva tidak berwujud meliputi hak paten, hak cipta, merk dagang ataupun goodwill. Jenis-jenis penyusutan dalam akuntansi : 1. Depresiasi alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. 2. Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang digunakan dalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan dan sebagainya 3. Amortis

FRANCHISE DI INDONESIA

Gambar
Waralaba atau franchise merupakan suatu sistem bisnis yang terjalin antara pemberi franchise (franchisor) kepada penerima franchise (franchisee). Sistem bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit singer di Amerika Serikatpada tahun 1851. Di Indonesia, franchise mulai dikenal pada awal tahun 80-an, seiring masuknya  franchise asing di sektor rumah makan cepat saji, contohnya KFC. Sistm bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang cukup singkat. Menurut data Deperindag RI sampai tahun 1997 telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima franchise dari franchise asing. Tapi di sisi lain, perusahaan lokal yang telah mengembangkan usahanya menggunakan format bisnis ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan franchise asing. Perusahaan lokal tersebut amtara lain Es Teler 77, Indomaret, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, perkembangan franchise di Indonesia kini semakin pesat. Dahulu mungkin kita hanya mengenal fast food asing, t

KASUS ENRON

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron merupakan suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar

KASUS WORLDCOM

WorldCom merupakan perusahaan komunikasi terbesar kedua di Amerika yang dinyatakan pailit atau bangkrut pada tahun 2002 dikarenakan kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. WorldCom mengganti nama perusahaannya menjadi MCI.Inc karena diambil alih olehVerizon Communication pada tahun 2005. Perusahaan ini mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh dot-com buble pada tahun 2000. Pendapatan semakin menurun, utang semakin menumpuk, dan nilai saham pun terus mengalami penurunan membuat Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO, dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan untuk mengubah laporan keuangan sebagai jalan keluarnya. Mereka menggunakan 2 cara dalam menjalankan misi ini, yaitu mereka membukukan line cost sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan keuangan, dan mereka meningkatkan pendapatan dengan akun palsu yang ditulis sebagai "akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi". Cynthia Cooper selaku auditor internal WorldCom mera