CERITA KEMISKINAN DI KARANG REJEK
Saya sebelumnya menganggap bahwa miskin adalah ketika
seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang dan pangan mereka. Berupa
penilaian yang tidak mendasar, semata mengandalkan bacaan dari selebaran Koran
yang selalu menggembar-gemborkan fakta kemiskinan di Indonesia.
Ternyata persoalan kemiskinan tidak serigid yang dipaparkan
data statistik, atau kemiskinan itu adalah sekelompok orang yang tidak memiliki
kemandirian. Salah satu papan pengumuman di sudut Jalan kota Yogyakarta
menuliskan seperti ini, “jangan memberi sumbangan (receh) karena dapat
menghambat kemandirian mereka”.
Saya tersenyum melihat pengumuman tersebut. Kemandirian apa
yang “aliansi” tersebut maksudkan? Ketika kita menyempatkan diri mengelilingi
kota Yogyakarta di malam hari, akan ditemukan sejumlah gelandangan dan
anak-anak yang menggantungkan hidup semalam di sudut jalan atau di depan
emperan toko.
Pemandangan itu membuat saya bertanya, “dimana pemerintah?”.
Kita berbicara soal kemandirian yang terjadi jika memberi receh di jalan,
padahal akses untuk untuk hidup layak sebagai manusia kebanyakan hampir tidak
pernah mereka dapatkan. Lack of access, buntu. Lantas sudahkah mereka mandiri
sementara akses untuk hidup layak saja sulit mereka peroleh?
Melalui informasi seorang teman, saya disarankan mengunjungi
salah satu desa di kabupaten Gunung Kidul. Karang Rejek, desa inilah yang
akhirnya saya kunjungi untuk mengetahui gambaran potret kemiskinan di pedesaan.
Karang Rejek dinilai cukup istimewa, karena desa ini pernah mendapatkan
pernghargaan sebagai salah satu desa berprestasi dalam melaksanakan program
kemandirian desa.
Sekalipun pernah meraih penghargaan tingkat nasional, namun
desa Karang Rejek tetap menyisakan persoalan kemiskinan yang hingga saat ini
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lain di desa tersebut. Saya bertemu
dan berbincang dengan kepala Desa Karang Rejek (Bapak Kasdi Siswo Pranoto).
Kantor Desa Karang Rejek, Kab.Gunung Kidul
Beliau menyampaikan beberapa hal yang telah dilakukan
pemerintah dan masyarakat untuk membangun perekonomian di desa Karang Rejek.
Salah satu program unggulan dan sementara berjalan di desa Karang Rejek adalah
BUMDes. BUMDes merupakan lembaga yang didirikan oleh pemerintah setempat untuk
melayani kredit mikro.
Keuntungan dari BUMDes selain untuk membantu meningkatakan
perekonomian keluarga, juga digunakan untuk dana pembangunan desa. Saat ini
tercatat keuntungan dari BUMDes telah mencapai Rp.500.000.000,00. Dana tersebut
digunakan untuk mengadakan pompa air agar warga tidak kesulitan air bersih.
Pemberian ternak dan memperbaiki sistem pengairan seperti irigasi untuk
kegiatan dan berladang.
Namun Pak Kasdi tidak hanya menjelaskan detail desa Karang
Rejek melalui segudang program khas visi-misi pembangunan desa. Beliau dengan
sangat terbuka menyarankan saya untuk bertemu dengan salah satu keluarga di
desanya, yang dianggap bisa memberi saya informasi lebih penting selain bahasan
program semata.
Darmosuwito, begitu nama keluarga ini. Pengentasan
kemiskinan di desa Karang Rejek perlahan mulai membantu perekonomian
masyarakat, namun untuk keluarga Darmosuwito program pengentasan
kemiskinan belum “disambut” sebagai upaya pemerintah/aparat desa
untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi keluarganya.
Sekitar tahun 1990-an keluarga Bapak Darmasuwito pernah
melakukan transmigrasi di tanah Papua. Namun setelah dua puluh tahun (20 thn)
beliau kembali ke desa Karang Rejek. Karena tidak memiliki pekerjaan tetap,
sedikit demi sedikit lahan perkebunan miliknya di jual dengan harga rendah.
Sekarang pak Darmasuwito hanya menempati bangunan di atas
tanah satu-satunya yang mereka miliki. Tidak nampak gurat keprihatinan mendalam
atas kehidupan mereka. Darmasuwito menjelaskan kehidupan mereka selama ini,
cara pandang mereka tentang hidup dan bagaimana mereka bertahan.
Mengambil sudut pandang sebagai orang luar (pengamat),
terbiasa hidup dengan segala macam standar hidup, mungkin akan melihat bahwa
kehidupan keluarga Darmosuwito sangat memprihatinkan. Namun keluarga
Darmosuwito tidak memandang kemiskinan sesederhana itu. Kemiskinan bukan
berarti tidak bisa makan atau minum. Darmosuwito merasa miskin ketika merasakan
begitu sulitnya mendapatkan air bersih. Ya, air bersih.
Kediaman bapak Darmosuwito, Desa Karang Rejek,Kab.Gunung
Kidul
Hasil wawancara saya dengan bapak Darmosuwito menghasilkan
kesimpulan sementara sebagai berikut:
· Rendahnya tingkat pendidikan kepala keluarga,
mempunyai pengaruh terhadap timbulnya sikap pasrah dengan keadaan dan
keengganan merubah nasib melalui kerja keras.
· Sehari – hari Darmosuwito memenuhi kebutuhan ekonomi
melalui kegiatan berladang. Hanya saja kegiatan tersebut tidak setiap hari
dilakukan, kegiatan berladang hanya dilakukan jika sedang memasuki masa tanam
dan panen saja. Keuntungan yang diperoleh cukup untuk kebutuhan makan
sehari-hari saja.
· Masalah sosial terkait perilaku dan pola pikir sangat
mempengaruhi sikap seseorang dalam memanfaatkan peluang dan akses khususnya
untuk perbaikan perekonomian keluarga, akan tetapi hal tersebut tidak terjadi
pada keluarga Darmosuwito karena pola pikir dan kebiasaan hidup “sederhana”
menjadikan keluarga tersebut tidak melakukan upaya peningkatan ekonomi
keluarga.
· Faktor usia mempengaruhi cara pandang dalam
meningkatkan perekonomian. Ambisi dan target perbaikan perekonomian ekonomi
keluarga sudah tidak menjadi fokus permasalahan.
Keluarga
Darmosuwito (Desa Karang Rejek, Kab.Gunung Kidul)
Lebih jauh lagi, saya membandingkan dengan kemiskinan yang
terjadi di perkotaan. Beban hidup masyarakat kota tentu jauh lebih berat
dibandingkan dengan masyarakat desa. Kebutuhan hidup yang sangat besar menuntut
penghasilan yang tidak sedikit pula. Persoalan kemiskinan masyarakat perkotaan
tidak hanya terbatas soal kesulitan air bersih.
Masalah sosial, kekerasan dan kriminal adalah bagian dari
lingkaran setan kemiskinan yang seakan menjerat leher mereka setiap hari.
Orang-orang ini lebih peka dan cermat, tidak senaif seperti apa yang
ditampakkannya. Persoalan hidup membentuk mereka menjadi manusia yang lebih
cekatan dan lihai memanfaatkan situasi.
Lantas apakah mereka salah bertindak demikian? Mungkinkah
kita merasa geram ketika mengetahui penghasilan seorang pengemis mencapai
puluhan juta/hari? Atau kita kembali bermain tarik ulur seperti memainkan
layangan ketika berhadapan dengan pengemis di jalan, memberi atau mengabaikan
saja? Rasio dan naluri senang mempermainkan kebimbangan akan persoalan hidup
seperti kemiskinan.
Tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi kemiskinan, masalah
ini sudah membentuk lingkaran setan. Lingkaran setan kemiskinan adalah
semacam kutukan yang ditakuti oleh semua negara karena dikatakan bahwa sebuah
negara yang miskin karena miskin. Penyebabnya adalah pendapatan rendah, hemat
rendah, investasi rendah, dan produktivitas rendah.
Modal sosial saat ini dinilai mampu mengatasi dan membangun
kembali sendi-sendi kehidupan masyarakat. masalah kemiskinan tidak bisa
diselesaikan untuk orang per orang. Agar berkelanjutan, maka modal sosial yang
dipilih untuk membangun kemandirian masyarakat.
Saat ini kegiatan melibatkan komunitas atau warga kampung
dalam membangun perekonomian desa lebih dikenal dengan istilah pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat. Tujuannya tidak muluk-muluk, ibarat mengharap hujan
emas dari langit maka masalah kemiskinan akan musnah di negara ini.
Baik modal sosial maupun pembangunan masyarakat, harapannya
adalah masyarakat tahu bagaimana mereka hidup (memanfaatkan potensi dan melihat
peluang), dan akses untuk menuju kemandirian itu dibuka seluas-luasnya oleh
pemerintah. Persoalannya di lapangan juga tidak sesederhana seperti yang saya
paparkan di tulisan ini. Tulisan ini hanya memamparkan sebagian kecil
problematika kemiskinan salah satu desa di Indonesia, yang menjadi kawan cerita
bagi daerah lain di negeri ini.
Is not there anyone who asks for forgiveness, so I forgive him?
BalasHapusIs not there anyone who asked for sustenance, so I gave him sustenance?
suksestoto
KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Liliyana. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirimkan dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka iseng, karena mereka kemudian akan bertanya pembayaran biaya lisensi atau biaya registrasi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah dengan perusahaan pinjaman palsu mereka.
Beberapa minggu yang lalu saya tegang secara finansial dan berkecil hati, saya tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ny. Christabel Missan, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar USD100.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dan tingkat bunganya hanya 2%,
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya kirimkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji untuk membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: christabelloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan ia tidak akan mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda patuh.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: liliyanabasuki@gmail.com dan Sety diperkenalkan dan berbicara tentang Ny. Christabel, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ny. Christabel, Anda juga dapat menghubunginya melalui email: permatabudiwati@gmail.com dan Anda juga dapat menghubungi Dian Pelangi yang memperkenalkan kami lianmeylad@gmail.com, yang akan saya lakukan adalah mencoba memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke akun mereka setiap bulan
Saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Ms. Christabel email Missan: (christabelloancompany@gmail.com) dan saya jamin
Anda juga dapat menghubungi nomor kontak +1(561)491-6019 ibu whatsapp
Untuk pertanyaan, silakan Christabelcare - Pusat Layanan Pelanggan 24/7 kami +19177461022
Anda juga dapat menghubungi email Christabel Customer Care di customerervicechristabelloan@gmail.com.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak dari Indonesia dan Malaysia